Selamat datang di
Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Penelitian ini membahas tentang maslahah dan mafsadah terkait
pernikahan dibawah umur yang diajukan ke Pengadilah Agama Tais untuk
mendapat izin dispensasi nikah serta diakui pernikahannya secara administrasi
negara, kemudian apa yang menjadi faktor hakim memberi dan menolak izin
dispensasi di Pengadilan Agama Tais (Bengkulu)?, bagaimanakah
pertimbangan hakim dalam memberikan izin dispensasi di Pengadilan Agama
Tais (Bengkulu)?, Serta apakah putusan dispensasi nikah di Pengadilan Agama
Tais (Bengkulu) menggunakan pendekatan teori Maqasid Asy-Syariah Jasser
Auda?.
Penelitian ini berdasarkan metode hukum normatif dengan pendekatan
perundang-undangan (Statute Approach) dan Pendekatan Kasus (Case
Approach), kemudian di elaborasikan dengan teori Maqasid Asy-Syariah
Jasser Auda.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa permohonan dispensasi nikah
di Pengadilan Agama Tais disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain
perubahan undang-undang, kurangnya pendidikan dan penanaman nilai
spiritual yang kokoh pada anak, minimnya pengawasan dalam kehidupan anak,
penggunaan teknologi yang tidak terkendali, kehamilan sebelum pernikahan,
rasa kekhawatiran berlebihan dari orang tua, serta pergaulan bebas yang
meresahkan masyarakat sekitar. Dalam perspektif Maqashid Asy-Syariah
pandangan Jasser Auda, hakim mengabulkan permohonan dispensasi kawin
karena alasan-alasan mendesak seperti kehamilan di luar nikah atau
kekhawatiran bahwa anak akan terjerumus dalam perbuatan zina dan
sebaginya. Sebaliknya, hakim menolak permohonan dispensasi kawin apabila
tidak memenuhi persyaratan administratif dan melanggar regulasi perundangundangan
serta ada penghalang dalam syariat. kemudian tidak sesuai dengan
tujuan Maqashid Asy-Syariah yaitu perlindungan agama, jiwa, akal, keturunan,
dan harta.

Share :