RESPONS TOKOH AGAMA ISLAM NAHDHATUL ULAMA’ DAN MUHAMMADIYAH
DI KABUPATEN PASURUAN TERHADAP YURISPRUDENSI MAHKAMAH AGUNG
NOMOR: 1/YUR/AG/2018 TERKAIT KEWARISAN BEDA AGAMA
Penelitian ini membahas tentang respons tokoh agama Islam dari kalangan
Nahdhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah di Kabupaten Pasuruan terhadap
Yurisprudensi Mahkamah Agung (MA) Nomor 1/Yur/Ag/2018, yang memberikan
ruang pemberian wasiat wajibah kepada ahli waris beda agama. Yurisprudensi ini
menimbulkan polemik, karena secara normatif dalam Pasal 209 Kompilasi
Hukum Islam (KHI) menyebutkan bentuk wasiat wajibah hanya diberikan kepada
pihak seperti orang tua angkat atau anak angkat, tidak mencantumkan pihak nonmuslim
sebagai penerima.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mengalisis respons tokoh
agama Islam kalangan NU dan Muhammadiyah di Kabupaten Pasuruan terhadap
Yurisprudensi MA No. 1/Yur/Ag/2018. Penelitian ini merupakan jenis penelitian
hukum empiris dengan menggunakan pendekatan hukum sosiologis, yang
mengandalkan data primer dari wawancara dengan para tokoh agama Islam NU
dan Muhammadiyah di Kabupaten Pasuruan, serta data sekunder berupa dokumen
hukum, yurisprudensi, fatwa MUI, dan literatur akademik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tokoh agama dari kalangan NU dan Muhammadiyah di
Kabupaten Pasuruan menolak adanya wasiat wajibah yang diberikan kepada ahli
waris non-muslim, dikarenakan wasiat wajibah adalah praktik yang tidak sesuai
dengan syariat Islam dan bertolak belakang dengan pendapat yang kuat baik
menurut tokoh Islam kalangan NU maupun Muhammadiyah.
111/HK/2025 | 111/HK/2025 | Perpustakaan FSH Lantai 4 | Tersedia |
Penerbit
Fakultas Syariah dan Hukum :
UIN Jakarta.,
2025
Deskripsi Fisik
xiii,101 hal;28 cm
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain