PROSES PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA
PERSETUBUHAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK
(Analisis Putusan Nomor 9/ Pid.Sus.Anak/2021/ PN Skh)
Permasalahan penelitian ini adalah semakin maraknya kasus persetubuhan
yang dilakukan oleh anak. Karena ada beberapa faktor penyebab diantara lain;
lingkungan, IPTEK, kurangnya perhatian orang tua dan pendidikan yang kurang.
Akan tetapi, yang menjadi masalah utamanya bahwa dalam perkara Nomor
9/Pid.Sus.Anak/2021/PN Skh tidak menerapkan upaya diversi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaturan tentang diversi melalui pendekatan
restorative justice pada sistem peradilan pidana dan pertimbangan hakim dalam
putusan Nomor 9/ Pid.Sus.Anak/2021/ PN Skh.
Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian normatif dengan
menjadikan Putusan Pengadilan, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan
Peraturan Perundang-Undangan tentang anak sebagai bahan kajian melalui
pendekatan kasus (case approach) dan pendekatan perundang-undangan (statute
approach).
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaturan hukum pada setiap
tingkatan baik penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan pengadilan. Oleh karena
itu, adanya tindak pidana yang dilakukan oleh anak wajib penegak hukum
melakukan diversi melalui pendekatan restorative justice. Penerapan hukum dan
pertimbangan hakim pada perkara Nomor 9/ Pid.Sus.Anak/2021/ PN Skh. Bahwa
diterapkan Pasal 81 ayat (1) Jo Pasal 76D Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012
tentang Perlindungan Anak. Berdasarkan keterangan saksi, keterangan terdakwa,
serta barang bukti bahwa anak diberikan pidana pembinaan selama 1 (satu) tahun
dan 6 (enam) bulan di Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan Sosial YPAN
(Yayasan Pendidikan Anak Nakal).
164/IH/2024 | 164/IH/2024 | Perpustakaan FSH Lantai 4 | Tersedia |
Penerbit
FAK Syariah dan Hukum UIN Jakarta :
UIN Jakarta.,
2024
Deskripsi Fisik
x, 78 Hal
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain