Putusan Hakim Peradilan Agama Dalam Pekara Izin Poligami Prspektif Maslahah Dan Feminist Legal Theory
Majelis hakim PA Kelas IA dan IB Wilayah PTA Mataram dalam menetapkan perkara izin poligami, sebagian besar mengesampingkan syarat alternatif poligami sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 4 ayat (2) UUP. Penetapan dalam perkara izin poligami dapat dikatakan adil dan mengandung kemaslahatan apabila tujuan pertimbangan hakim sesuai dengan penggunaan prinsip-prinsip teori maslahah dan feminist legal theory. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pertimbangan hakim tersebut, kemudian ditinjau dalam perspektif maslahah dan feminist legal theory.
Penelitian ini merupakan penelitian normatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normatif-doktriner. Jenis data yang digunakan adalah kualitatif. Bahan hukum primer, yakni lima belas putusan izin poligami Pengadilan Agama Kelas IA dan IB Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Mataram pada tahun 2019-2021. Bahan hukum sekunder didapat dari penelitian dan publikasi yang terkait.
Adapun hasil penelitian ini adalah: Pertama, ditinjau dalam perspektif maslahah, sebanyak 13 perkara termasuk kategori maslahah tahsȋniyyah yaitu maslahah yang sifatnya untuk memelihara kebagusan saja seperti dalam perkara suami merasa mampu, menyejahterakan janda, sunah rasul, suami sering keluar kota, istri menopause, khawatir zina, menambah keturunan dan menginginkan keturunan laki-laki. Sebanyak 1 perkara termasuk maslahah hajiyyah yaitu perkara dengan alasan tawaran dari Termohon dan 2 perkara termasuk maslahah dharȗriyyah yaitu kemaslahatan yang menjadi tegaknya kehidupan asasi manusia yang berkaitan dengan agama maupun dunia seperti dalam perkara tidak maksimal dalam melayani kebutuhan biologis karena suami hiperseks dan hamil di luar nikah. Kedua, dalam perspektif feminist legal theory, semua pertimbangan hakim tidak mencerminkan FLT Liberal. Dalam perkara menyejahterakan janda, tawaran dari istri, merasa mampu dan sering ke luar kota, tidak sesuai dengan FLT Sosialis dan Markis. Dalam perkara hamil di luar nikah, sunah rasul, khawatir zina, menambah keturunan dan menginginkan keturunan laki-laki tidak sesuai dengan pemikiran FLT Cultural.
4/HK/2022 | 4/HK/2022 | Perpustakaan FSH Lantai 4 | Tersedia |
Penerbit
Fakultas Syariah UIN Jakarta :
Jakarta.,
2022
Deskripsi Fisik
xviii, 202 hal, 29cm
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain