Selamat datang di
Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dimasa pandemi ini menurut data yang penulis dapat dari Direktori Putusan Mahkamah Agung di masing-masing Pengadilan Agama se-Jabodetabek ada yang mengalami peningkatan kasus izin poligami dibandingkan dengan sebelum terjadinya Covid-19. Dengan fakta tersebut penulis melakukan penelitian guna mencari tau alasan-alasan apa saja yang diajukan oleh Pemohon untuk mengajukan permohonan izin poligami di masa covid-19 dan Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisa Izin Poligami Pada Masa Pandemi Covid-19 Ditinjau dari Teori Feminisme.
Jenis penelitian yang penulis gunakan yaitu jenis penelitian kualitatif. Sumber data yang diperoleh antara lain dari website Pengadilan dan data-data langsung dari Pengadilan Agama Jakarta Barat dan Tigaraksa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka. Metode menganalisanya menggunakan metode analisis deskriptif.
Hasil penelitian pada beberapa faktor yang menjadi alasan para pemohon mengajukan izin poligami diantaranya ialah sebelum terlaksananya niat berpoligami, suami sudah menjalin hubungan terlebih dahulu dengan calon istri kedua, istri tidak dapat menjalankan kewajiban, istri mempunyai penyakit, istri tidak bisa mempunyai keturunan. Dalam pemahaman feminis, bila poligami diizinkan dengan syarat berlaku adil berdasarkan surat An-Nisa ayat 3, sedangkan dalam surat An-Nisa ayat 129 dinyatakan bahwa keadilan itu sulit diwujudkan meskipun diupayakan, maka hasilnya adalah poligami tidak mungkin direstui. Oleh karena itu, ayat 3 Surat An- nisa justru dipahami kaum femisnis sebagai rekomendasi atas perkawinan monogami sebagai bentuk pernikahan yang jauh dari tindakan aniaya. Sedangkan perkwinan poligami, meskipun dibolehkan dengan sejumlah syarat, namun rentan terhadap ketidakadilan dan kezaliman.

54/HK/2023

54/HK/2023

Perpustakaan FSH Lantai 4

Tersedia

Share :