Peran Kiai Sebagai Wali Muhakkam Dalam Pernikahan Siri (Studi Kasus Desa Leuwikaret Kecamatan Kelapanunggal Kabupaten Bogor)
Studi ini bertujuan menganalisis peran kiai sebagai wali Muhakkam dalam pernikahan siri. Peran kiai tersebut dianalisis dengan teori kepastian hukum yang menjelaskan tentang kedudukan kiai serta pandangan dari aspek hukum Islam dan hukum positif yang terjadi di Desa Leuwikaret Kecamatan Kelapanunggal Kabupaten Bogor.
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah jenis penelitian kualitatif, dengan pendekatan penelitian hukum normatif-empiris. Sumber bahan hukum yang digunakan yakni sumber hukum primer berupa wawancara terhadap seorang tokoh masyarakat di desa tersebut. Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan dan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, adapun sumber hukum sekunder berupa kitab-kitab fikih mazhab, serta hasil penelitian yang terkait dengan tema penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi (library research) studi kepustakaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kedudukan kiai sebagai wali Muhakkam dalam pernikahan siri atau pernikahan di bawah umur dan di analisis penulis bahwasannya kedudukan kiai sebagai wali Muhakkam tidak mempunyai hak dan wewenang dalam bertindak sebagai wali Muhakkam, (2) Pandangan kiai sebagai wali Muhakkam dalam pernikahan siri ada yang membolehkan dan tidak membolehkan tetapi mayoritas di Desa Leuwikaret itu membolehkan menikah di bawah umur dengan menggunakan wali Muhakkam, (3) Dalam hukum Islam kiai mempunyai hak dan wewenang dalam menjadi wali Muhakkam dengan kesesuaian syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku. Kesesuaian syarat dan ketentuan Hukum Islam di penuhi oleh setiap kiai di Desa Leuwikaret Sehingga peran kiai di Desa Leuwikaret sangat penting dalam melakukan tindakan sebagai wali Muhakkam sebab elektabilitas yang mereka miliki. kiai memiliki peran yang penting dalam mendukung pasangan yang akan menikah dan membantu mereka membangun hubungan yang kuat dan bermakna berdasarkan nilai-nilai agama dan budaya. Hal itu akhirnya mendorong warga untuk menjadikan kiai sebagai wali Muhakkam karena dipercayai banyaknya Maslahah yang akan diberikan kedepannya.
46/HK/2024 | 46/HK/2024 | Perpustakaan FSH Lantai 4 | Tersedia |
Penerbit
Fakultas Syariah UIN Jakarta :
Jakarta.,
2024
Deskripsi Fisik
xiii, 86 hal, 29cm
Pernyataan Tanggungjawab
-
Tidak tersedia versi lain